TUGAS

ANALISIS WACANA STRUKTURAL & PRAGMATIK

TERHADAP TEKS BERITA DI KORAN

Dosen Pengampu : Drs. Bambang Hartono, M.hum

 

 

Disusun Oleh:

Inayah Wulansafitri               (2111415023)

 

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

 

ANALISIS TEKS WACANA “SAYANGI TUBUH ANDA, DENGAN HANYA MENGKONSUMSI YANG TELAH TERUJI” MENGGUNAKAN ANALISIS STRUKTURAL (INTERNAL) WACANA DAN ANALISIS PRAGMATIS (EKSTERNAL) WACANA.

Oleh: Inayah Wulansafitri (2111415023)

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang

 

ABSTRAK

Analisis ini dibuat bertujuan untuk mencari tahu bagaimana sebuah wacana pendek yang terdiri dari satu kalimat akan dijabarkan susunan strukturnya dan maksud atau makna yang tersirat di dalam wacana tersebut. Dalam melakukan analasis tersebut penulis menggunakan metode analisis struktural dan pragmatis. Analisis struktural digunakan untuk mengetahui struktur yang ada di dalam wacana (internal), sedangkan analisis pragmatis bertujuan untuk mencari tahu maksud yang ada dalam teks wacana (eksternal).

Kata kunci: wacana pendek, analisis struktural, analisis pragmatis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Di dalam sebuah kehidupan masyarakat yang sudah pasti memiliki bahasa, tentunya tidak jauh dari sebuah informasi. Informasi disampaikan melalui bahasa. bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi ini bisa berupa tuturan (lisan), bisa juga berupa tulisan. Informasi yang disampaikan seseorang melalui susunan bahasa yang lengkap biasa disebut dengan istilah wacana. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, wacana bisa berupa tulisan bisa juga lisan. Dalam artikel ini penulis mengambil wacana tertulis yang terdiri dari satu kalimat.

Teks wacana harus memiliki informasi yang baru untuk mitra tuturnya. Mitra tutur di sini adalah pembaca karena wacana yang akan dianalisis merupakan wacana tulisan. Wacana tulisan ini tertulis di sebuah kardus makanan ringan, yaitu kardus dari permen jahe. Di dalam wacana tersebut dapat dianalisis lebih lanjut mengenai struktur penyusunnya dan maksud yang ingin disampaikan.

Wacana adalah teks yang lengkap susunannya yang disampaikan secara lisan maupun tulisan dan saling berkaitan. Dalam kajian wacana yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana wacana itu memberikan informasi selengkap-lengkapnya pada mitra tutur berdasarkan unsur-unsur pendukungnya. Wacana pendek yang terdiri dari sebuah kalimat saja dapat dijelajahi lebih lanjut mengenai struktur pembangunnya dan bagaimana isi/pesan yang disampaikan wacana tersebut. Terkadang sebuah wacana memiliki isi yang ambigu atau yang membingungkan mitra tutur. Di sini akan diulas bagaimana maksud dari wacana tersebut.

 

 

 

 

 

LANDASAN TEORI

1.      Wacana

Menurut Crystal (91985), dalam bidang linguistik, wacana berarti rangkaian sinambung kalimat yang lebih luas daripada kalimat, sedangkan dari sudut pandang psikolinguistik, wacana merupakan suatu proses dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur penampilan orang dalam interaksi kebahasaan.

Menurut Kinneavy (dalam Hartono 2012:6) wacana adalah teks yang lengkap yang disampaikan baik dengan cara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang berkaitan.

Menurut Kridalaksana (1985:184) wacana merupakan satuan bahasa yang paling lengkap unsurnya.

2.      Analisis Struktural

Analisis linguistik struktural berarti analisis bahasa berdasarkan sudut pandang linguistik struktural. Linguistik struktural adalah linguistik yang menekankan struktur, yaitu bentuk-bentuk formal bahasa. Kerja analisis linguistik struktural adalah kerja menganalisis bahasa atas dasar struktur pembentuknya (Rustono 1999:16)

3.      Analisis Pragmatis

Analisis pragmatis adalah analisis bahasa berdasarkan sudut pandang pragmatik. Karena pragmatik mengungkap maksud suatu tuturan di dalam peristiwa komunikasi, analisis pragmatis berupaya menemukan maksud penutur. Dengan analisis pragmatis, maksud suatu wacana diidentifikasi dengan mempertimbangkan komponen situasi tutur, yang mencakupi penutur, mitra tutur, tujuan, konteks, tuturan sebagai hasil aktivitas, dan tuturan sebagai tindakan verbal (Rustono 1999:16).

 

 

 

 

METODE ANALISIS

A.    Objek yang Dianalisis

Analisis dilakukan terhadap teks wacana yang berupa kalimat. Teks wacana ini tertera pada sebuah kardus permen jahe. Teks wacana ini adalah sebagai berikut.

Sayangi Tubuh Anda, Dengan Hanya Mengkonsumsi Yang Telah Teruji

 

B.     Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam analisis wacana ini adalah metode analisis struktural dan metode analisis pragmatik. Penulis menemukan wacana yang tertera dalam sebuah kardus jajanan permen jahe. Kemudian wacana tersebut ditelaah lebih lanjut mengenai struktur dan maksudnya.

 

C.    Analisis Data

Data di analisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Langkah yang dilakukan adalah menjabarkan hasil analisis berupa penjelasan ke dalam pembahasan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LINGUIS STRUKTURAL

Sayangi Tubuh Anda, Dengan Hanya Mengkonsumsi Yang Telah Teruji

1.      Ejaan dan Tata tulis

Penulis tuturan itu tidak taat asas pada kaidah ejaan, tata tulis, dan sintaksis. Sebagai judul, tuturan itu belum benar, baik atas dasar sudut pandang ejaan dan tata tulis maupun atas dasar sudut pandang hakikat judul.

Tulisan judul tidak benar jika  ditulis dengan huruf kapital semua atau dengan kata tugas berhuruf awal kapital. Judul tidak benar jika berupa kalimat, meskipun tulisannya benar Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji. (Dengan tanda titik)

Sebagai sebuah wacana, dalam penulisannya kurang tepat. Penulis membuat wacana tersebut dengan menggunakan huruf kapital di setiap katanya, padahal kalimat yang benar hanya menaruh huruf kapital di awal kapital dan kata-kata tertentu saja (misalkan nama orang dan nama tempat). Wacana tersebut belum menjadi kalimat sempurna karena kurangnya tanda baca titik pada bagian akhir. Seharusnya wacana tersebut menjadi demikian.

Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji.

 

2.      Morfologi

Dalam wacana tersebut terdapat proses afiksasi, yaitu.

-          Sufiks -i pada kata ‘sayangi’. Sayangi berasal dari kata sayang+i. Sayang sendiri merupakan nomina, setelah mendapat sufiks -i kemudian berubah menjadi verba. Kata ini berasal

-          Prefiks meng- pada kata ‘mengkonsumsi’. Prefiks meng- ini memiliki makna ‘melakukan’. Kata mengkonsumsi di dalam wacana tersebut memiliki makna melakukan sesuatu, yaitu melakukan tindakan konsumsi.

-          Prefiks ter- pada kata ‘teruji’. Teruji berasal dari kata ter+uji. Prefiks ter- di dalam kata teruji memiliki makna ‘sudah terjadi’. Kata teruji di dalam wacana tersebut memiliki makna sesuatu yang sudah terjadi. Yaitu sesuatu yang sudah lulus uji.

3.      Sintaksis

Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji.

Wacana teks di atas terdiri dari satu kalimat, dan pola kalimat pada slogan yaitu sebagai berikut.

Pola kalimat pertama:

ü  Predikat pada kalimat tersebut yaitu sayangi yang berupa verba yang maknanya menyuruh atau memerintah seseorang agar mau mengikuti apa yang dituturkan penutur (pembuat wacana).

ü  Objek pada kalimat tersebut yaitu tubuh. Kata tubuh merupakan nomina.

ü  Subjek pada kalimat pertama yaitu Anda.  Kata anda di sini merupakan pronomina atau ganti terhadap siapa yang membaca wacana tersebut.

ü  Keterangan pada kalimat tersebut yaitu  dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji. Kalimat ini berupa keterangan cara.

 

Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji.

     P            O       S                             Ket. Cara

 

HASIL ANALISIS LINGUISTIK STRUKTURAL

Hasil analisis linguistik struktural menurut linguis struktural adalah sebagai berikut.

Teks wacana Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji merupakan kalimat imperatif, karena dalam slogan tersebut memerintah para pembacanya untuk menyayangi tubuhnya dengan cara mengkonsumsi yang telah teruji.

Kalimat Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji juga merupakan kalimat inversi. Kalimat inversi adalah kalimat yang subjeknya didahului predikat.

Wacana Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji terdiri atas empat bagian kalimat yang fungsi sintaktis masing-masingnya adalah predikat, objek, subjek, dan keterangan. Predikat sayangi, ojeknya yaitu tubuh, subjeknya anda, dan dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji menunjukkan keterangan cara. Atas dasar kategorinya, predikat kalimat itu verba, Objek berupa nomina, subjek  pronomina dan keterangan menunjukkan Frasa verba. Frasa verba pada fungsi keterangan ini terdiri atas konjungsi (dengan, hanya), mengkonsumsi (verba), yang (konjungsi), telah (preposisi), teruji (adjektiva).

Kalimat wacana

o   verba sayangi tersusun dari fonem konsonan /s/, /y/, /n/, /i/ dan fonem vokal /a/, /i/,

o   nomina tubuh tersusun dari fonem konsonan /t/, /b/, /h/ dan fonem vokal /u/,

o   pronominal anda tersusun dari fonem konsonan /n/, /d/, dan fonem vokal /a/,

o   konjungsi dengan tersusun dari fonem konsonan /d/, /n/, /g/, dan fonem vokal /e/. dan /a/.

o   konjungsi hanya tersusun dari fonem konsonan /h/, /n/, /y/, dan fonem vokal /a/.

o   verba mengkonsumsi tersusun dari fonem konsonan /m/, /n/, /g/, /k/, /s/ dan fonem vokal /e/, /o/, /i/.

o   konjungsi yang tersusun dari fonem konsonan /y/, /n/, /g/, dan fonem vokal /a/.

o   preposisi telah tersusun dari fonem konsonan /t/, /l/, /h/, dan fonem vokal /e/, dan /a/.

o   adjektiva teruji tersusun dari fonem konsonan /t/, /r/, /j/, dan fonem vokal /e/, /u/, /i/.

Analisis yang dilakukan atas dasar bentuk-bentuk formal bahasa itulah yang dinamakan analisis linguistik struktural. Persoalan bahasa masih ada, tidak dapat terselesaikan. Belum sampai pada inti komunikasi. Kaum linguis struktural masih meninggalkan sesuatu yang ada di balik tuturan. Karena itu, hadirlah sang penuntas persoalan bahasa, yaitu kaum pragmatik yang menyelesaikan persoalan bahasa tinggalan kaum linguis struktural.

 

ANALISIS PRAGMATIS

Analisis pragmatis merupakan analisis terhadap penggunaan bahasa. Jika analisis linguistik struktural itu tertuju pada bahasa secara internal, analisis pragmatis tertuju pada bahasa secara eksternal. Analisis pragmatis tertuju pada how language is used atau tertuju pada the usage of language.

Tujuan yang hendak dicapai dengan analisis pragmatis adalah menemukan maksud tuturan, maksud itu bisa eksplisit bisa juga implisit, bisa maujud dalam  eksplikatur bisa juga implisit dalam implikatur. Analisis pragmatis harus sampai pada proposisi yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan secara tersurat.

 

Konteks Verbal dan Nonverbal

Tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Hanya Mengkonsumsi Yang Telah Teruji dikelilingi paling tidak oleh dua macam konteks, yaitu konteks verbal dan konteks nonverbal.

Konteks verbal meliputi:

1.                  Hasil Analisa

Balai Laboratorium Kesehatan

Bandung-Jawa Barat

No.85/MMKL/S/II/15

2.                  Keadaan    = Padat Kenyal

Warna        = Normal

Bau            = Normal

Rasa          = Normal

Arsen         = 0,00mg / l

Cianida      = 0,00mg / l

Tembaga    = 0,00mg / l

Timbal       = 0,00mg / l

Raksa        = 0,00mg / l

Nitrit         = 0,00mg / l

3.                  ISI : 20 PAK @125 g

4.                  Rekening qurban

Mandiri: 135.005566.7784

BCA       : 252.301.6075

Konteks nonverbal:

1.      Gambar simbol panah ke atas

Simbol ini menunjukkan posisi jika barang ingin di angkat.

2.      Simbol payung

Simbol ini disebut dengan istilah “keep dry/ simpan di tempat sejuk”. Simbol ini memiliki makna agar barang di dalam kemasan/ kemasan disimpan di tempat kering atau tempat yang sejuk.

HASIL ANALISIS PRAGMATIS

Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji

Atas dasar konteks verbal dan nonverbal, tuturan itu dimaksudkan untuk mengajak pendengar atau pembacanya agar mengkonsumsi yang telah teruji. Akan tetapi, frasa yang telah teruji tidak bermakna semua makanan yang telah teruji. Di dalam wacana ini mengandung maksud bahwa yang teruji tersebut adalah makanan yang ada di dalam kardus di mana wacana itu tertulis. Makanan di dalam kardus tersebut yaitu permen jahe. Permen jahe di sini yang dimaksud sebagai makanan yang telah teruji. Dibuktikan dengan adanya konteks verbal

Hasil Analisa

Balai Laboratorium Kesehatan

Bandung-Jawa Barat

No.85/MMKL/S/II/15

Konteks tersebut membuktikan bahwa permen jahe ini memang sudah teruji melalui tes uji laboratorium kesehatan di Bandung.

Kesan umum: Bagaimanakah makanan yang telah teruji itu?

Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji termasuk tindak tutur direktif, yaitu tindakan yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.

Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji termasuk tindak performatif, yaitu tindakan menyatakan dengan bahasa. Namun, tuturan itu berbaju konstatif karena dapat diuji benar salahnya atas dasar pengetahuan yang kita miliki. Bahwa mengkonsumsi makanan yang teruji merupakan tindakan menyayangi diri sendiri.

Tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji merupakan tuturan ilokusi karena mengandung suatu maksud. Tuturan itu sama sekali tidak bermaksud agar orang mengkonsumsi semua makanan yang telah teruji, karena makanan yang telah teruji itu banyak sekali jenisnya. Tuturan wacana tersebut bermaksud agar pembaca mengkonsumsi permen jahe yang merupakan prosuk yang dibuat oleh pembuat wacana agar produk tersebut laku. Wacana tersebut merupakan teknik pemasaran dalam dunia perdagangan. Jahe sendiri juga sudah teruji laboratorium, sehingga kalimat pada wacana tersebut tidak mengandung unsur penipuan. Hal itu berbeda dari lokusi (yang hanya menyatakan sesuatu) dan perlokusi (yang berefek positif atau negatif luar biasa).

Tampaknya di mata kita, tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji itu mengikat penuturnya akan kebenaran isi tuturan. Kalau ya, tuturan itu representatif. Akan tetapi, sebenarnya tuturan itu direktif, mengikat penuturnya untuk melakukan sesuatu seperti yang dinyatakan dalam tuturan.

Apakah semua orang berwewenang atau memiliki otoritas untuk menuturkan tuturan itu? Apakah semua orang bisa mengkonsumsi makanan yang telah teruji? Kalau bisa, tentu akan baik. Bukankah banyak orang yang menyepelekan makanan? Ternyata hanya orang-orang tertentu yang berwewenang menuturkan tuturan itu. Jadi, tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji tergolong tuturan seremonial bukan tuturan vernakuler (yang semua orang boleh menuturkannya).

Modus tuturan itu adalah deklaratif, yaitu pernyataan. Akan tetapi, tidak ada keselarasan antara modus dan fungsi pragmatisnya. Modusnya deklaratif, tetapi fungsi pragmatisnya memerintah atau mengajak (imperatif). Maka, terciptalah tuturan tak langsung, yaitu tuturan yang modus dan fungsi pragmatisnya tidak sama. Tuturan langsung adalah tuturan yang  modusnya sama dengan fungsi pragmatisnya.

Tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji merupakan tuturan yang kooperatif karena tidak melanggar prinsip kerja sama Grice. Tuturan itu tidak melanggar bidal kuantitatif, bidal kualitatif, bidal relevansi, dan bidal cara. Buktinya tuturan itu tidak berlewah, benar, relevan, singkat, tidak ambigu, dan berpotensi dipahami pembaca atau pendengarnya dengan benar.

Dari aspek prinsip kesantunan, tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji lebih santun dari pada Konsumsilah makanan yang telah teruji!.

Tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji merupakan tuturan yang mencerminkan kepatuhan penuturnya pada bidal ketimbangrasaan, bidal kemurahhatian, bidal kerendahhatian, dan bidal kesetujuan. Bidal-bidal itu merupakan jabaran prinsip kesantunan Leech (1983). Karena tidak terjadi dalam percakapan, tuturan itu mengandung implikatur konvensional, implikatur yang tersirat dari kata yang digunakan. Implikatur itu proposition stated implicitly. Jika terjadi dalam percakapan, tuturan itu mengandung implikatur nonkonvensional.

Apakah tuturan itu mengandung atau merupakan mitigasi? Secara lahiri, tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji sebenarnyalah bukan mitigasi. Akan tetapi, jika didalami sebenarnya-lah bisa menakutkan juga. Semua orang tentunya mengkonsumsi makanan yang telah teruji. Kalau tidak teruji maka kita tidak akan menyayangi tubuh kita sendiri.

Apakah tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji mengandung praanggapan  dan perikutan ataukah tidak? Ya benar, praanggapannya adalah ada makanan teruji, ada yang bisa membuat makanan teruji. Apakah perikutannya? Tindakan menyayangi dan memakan itu bisa menjadi perikutannya sebagai konsekuensi perbuatan sayangi dan mengkonsumsi. Hal itu bergantung besar kecilnya pemenuhan ajakan yang tersirat dalam tuturan itu.

Jadi, tuturan Sayangi Tubuh Anda, Dengan Cara Mengkonsumsi Yang Telah Teruji merupakan tuturan yang memiliki daya sugesti dan daya persuasi yang tinggi. Pendengar atau pembaca menjadi yakin dan berkeinginan mendapatkan makanan yang teruji. Tuturan itu tidak bermaksud menyuruh pembaca memakan segala bentuk makanan yang teruji. Kenyataannya yang dimaksdu telah teruji dalam wacana tersebut hanyalah permen jahe. Dengan kata yang sederhana penutur mengajak kita mengkonsumsi permen jahe dengan cara membeli produknya itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

Kesimpulan

Teks wacana tersebut belum sesuai kaidah dalam penulisannya. Penulis menggunakan huruf kapital semua pada setiap awal kata. Kaidah yang benar dalam menulis huruf kapital hanyalah di awal kalimat da kata-kata tertentu saja seperti nama kota atau negara. Teks wacana tersebut memiliki pola P-S-O-K.

Penulis wacana menginginkan pembaca agar membeli produk yang dipasarkan dengan mencantumkan teks Sayangi tubuh anda, dengan hanya mengkonsumsi yang telah teruji pada kardus kemasan permen jahe tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

www.dinastindopratama.com/berbagi-macam-makna-simbol-simbol-pada-kemasan-karton-boxkardus.html/

Hartono, Bambang. 2012. Dasar-dasar Kajian Wacana. Semarang. Pustaka Zaman.

Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang. CV. IKIP Semarang Press.

 

 


 

LAMPIRAN

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Unsur Bawahan Langsung & Teori Tagmemik

ANALISIS LINGUISTIK STRUKTURAL

Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia (sebagai bahasa penyerap) dan Analisis Interferensi Fonologis, Morfologis, dan Sintaksis